KEMISKINAN DAN KESENJANGAN
Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan
merupakan ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan memperbaiki
keadaan. kemiskinan diartikan secara luas dengan menambahkan faktor faktor lain
seperti faktor sosial dan moral. Secara konvensional, kemiskinan dapat
diartikan sebagai suatu keadaan individu atau masyarakat yang berada di bawah
garis tertentu. Secara umum pengertian kemiskinan identik dengan ketidakmampuan
sekelompok masyarakat yang terhadap sistem yang diterapkan oleh suatu
pemerintah sehingga mereka berada pada posisi yang sangat lemah dan
tereksploitas (kemiskinan struktural).
Kemiskinan menurut Edi Suharto dalam Abdul
Hakim (2002:219) adalah ketidaksamaan kesempatan mengakumulasi basis kekuasaan
sosial. 
Basis
kekuasaan sosial meliputi:
·        
Sumber
keuangan (mata pencaharian, kredit, modal)
·        
Modal
produktif atau asset (tanah, perumahan, kesehatan, alat produksi)
·        
Jaringan
sosial untuk memperoleh pekerjaan, barang, dan jasa.
·        
Organisasi
sosial dan politik yang digunakan untuk mencapai kepentingan bersama.
·        
Informasi
yang berguna untuk kemajuan hidup.
·        
Pengetahuan
dan keterampilan.
Kemiskinan
dan Kesenjangan
         Kemiskinan
disepakati sebagai masalah yang bersifat sosial ekonomi, tetapi penyebab dan
cara mengatasinya terkait dengan ideologi yang melandasinya. 
Kemiskinan sering
disandingkan dengan kesenjangan, karena masalah kesenjangan mempunyai kaitan
dengan masalah kemiskinan. Substansi kesenjangan adalah ketidak merataan akses
terhadap sumber daya ekonomi. Sudibyo (1995:11) mengatakan bahwa “apabila
berbicara mengenai kemiskinan maka kemiskinan dinilai secara mutlak, sedangkan
penilaian terhadap kesenjangan digunakan secara relatif”. Dalam suatu
masyarakat mungkin tidak ada yang miskin, tapi kesenjangan masih dapat terjadi
di dalam masyarakat tersebut.
Kesenjangan sosial  diartikan sebagai
kesenjangan (ketimpangan) atau ketidaksamaan
akses untuk mendapatkan atau memanfaatkan
sumber daya yang tersedia. Sumber daya berupa kebutuhan primer, seperti:
pendidikan, kesehatan, perumahan, peluang berusaha dan kerja, dapat berupa
kebutuhan sekunder, seperti: sarana pengembangan usaha, sarana perjuangan hak
azasi, pemenuhan pengembangan karir,dll.
Kesenjangan sosial dapat disebabkan oleh adanya faktor-faktor penghambat sehingga mencegah dan menghalangi seseorang untuk memanfaatkan aksesatau kesempatan-kesempatan yang tersedia. Secara teoritis sekurang kurangnya ada dua faktor yang dapat menghambat.
Kesenjangan sosial dapat disebabkan oleh adanya faktor-faktor penghambat sehingga mencegah dan menghalangi seseorang untuk memanfaatkan aksesatau kesempatan-kesempatan yang tersedia. Secara teoritis sekurang kurangnya ada dua faktor yang dapat menghambat.
Pertumbuhan
Kemiskinan dan Kesenjangan
1.
Hubungan antara Pertumbuhan dan Kesenjangan:
Hipotesis Kuznets Data decade
1970an dan 1980an mengenai pertumbuhan ekonomi dan distribusi di banyak Negara
berkembang, terutama Negara-negara dengan proses pembangunan ekonomi yang
tinggi, seperti Indonesia menunjukkan seakan-akan ada korelasi positif antara laju
pertumbuhan dan tingkat kesenjangan ekonomi yaitu semakin tinggi pertumbuhan
PDB atau semakin besar pendapatan per kapita semakin besar perbedaan antara
kaum miskin dan kaum kaya.  
2. Hubungan antara Pertumbuhan dan Kemiskinan
Dasar teori dari korelasi
antara pertumbuhan dan kemiskinan tidak berbeda dengan kasus pertumbuhan dengan
ketimpangan, pada tahap awal proses pembangunan tingkat kemiskinan cenderung
meningkat, dan saat mendekati tahap akhir pembangunan jumlah orang miskin
berangsur berkurang. Namun banyak faktor lain selain pertumbuhan yang juga
mempunyai pengaruh besar terhadap tingkat kemiskinan di suatu wilayah/Negara
seperti struktur pendidikan tenaga kerja dan struktur ekonomi.
Kemiskinan
di Indonesia
Permasalahan yang dihadapi dan
diselesaikan pemerintah indonesia adalah kemiskinan, disamping masalah-masalah
yang lainnya, dewasa ini pemerintah belum mampu menghadapi atau menyelesaikan
permasalahan kemiskinan.
         
 Kemiskinan harus diakui memang terus menjadi masalah fenomenal Indonesia
sebagai negara bangsa, bahkan hampir seluruh energi dihabiskan hanya untuk
mengurus persoalan kemiskinan. Kemiskinan membuat jutaan anak tidak bisa
mengenyam pendidikan yang berkualitas, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya
tabungan dan tidak adanya investasi, kurangnya akses ke pelayanan publik,
kurangnya lapangan pekerjaan, kurangnya jaminan sosial dan perlindungan
terhadap keluarga, menguatnya arus perpindahan dari desa ke kota dengan tujuan
memperbaiki kehidupan, dan yang lebih parah, kemiskinan menyebabkan jutaan
rakyat memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan secara terbatas.
Kemiskinan menyebabkan
masyarakat desa rela mengorbankan apa saja demi keselamatan hidup, kemiskinan
menyebabkan banyak orang melakukan prilaku menyimpang, harga diri diperjual
belikan hanya untuk mendapatkan makan. Si Miskin rela mempertaruhkan tenaga
fisik untuk memproduksi keuntungan bagi mereka yang memiliki uang dan memegang
kendali atas sektor perekonomian lokal dan menerima upah yang tidak sepadan
dengan biaya tenaga yang dikeluarkan.
Faktor-Faktor Penyebab
Kemiskinan
Faktor kemiskinan menurut Hartomo dan Aziz
dalam Dadan Hudyana (2009:28-29):
1.    Pendidikan yang Terlampau Rendah
Tingkat pendidikan yang rendah
menyebabkan seseorang kurang mempunyai keterampilan tertentu yang diperlukan
dalam kehidupannya. Keterbatasan pendidikan atau keterampilan yang dimiliki
seseorang menyebabkan keterbatasan kemampuan seseorang untuk masuk dalam dunia
kerja.
2.    Malas Bekerja
Adanya sikap malas (bersikap
pasif atau bersandar pada nasib) menyebabkan seseorang bersikap acuh tak acuh
dan tidak bergairah untuk bekerja.
3.    Keterbatasan Sumber Alam
Suatu masyarakat akan dilanda
kemiskinan apabila sumber alamnya tidak lagi memberikan keuntungan bagi
kehidupan mereka. Hal ini dikatakan masyarakat itu miskin karena sumberdaya
alamnya miskin.
4.    Terbatasnya Lapangan Kerja
Keterbatasan lapangan kerja
akan membawa konsekuensi kemiskinan bagi masyarakat. Secara ideal seseorang
harus mampu menciptakan lapangan kerja baru sedangkan secara faktual hal
tersebut sangat kecil kemungkinanya bagi masyarakat miskin karena keterbatasan
modal dan keterampilan.
5.    Keterbatasan Modal
Seseorang miskin sebab mereka
tidak mempunyai modal untuk melengkapi alat maupun bahan dalam rangka
menerapkan keterampilan yang mereka miliki dengan suatu tujuan untuk memperoleh
penghasilan.
6.    Beban Keluarga
Seseorang yang mempunyai
anggota keluarga banyak apabila tidak diimbangi dengan usaha peningakatan
pendapatan akan menimbulkan kemiskinan karena semakin banyak anggota keluarga
akan semakin meningkat tuntutan atau beban untuk hidup yang harus dipenuhi.
Suryadiningrat dalam Dadan Hudayana (2009:30),
mengemukakan bahwa kemiskinan pada hakikatnya disebabkan oleh kurangnya
komitmen manusia terhadap norma dan nilai-nilai kebenaran ajaran agama, kejujuran
dan keadilan. Hal ini mengakibatkan terjadinya penganiayaan manusia terhadap
diri sendiri dan terhadap orang lain. Penganiayaan manusia terhadap diri
sendiri tercermin dari adanya :
·        
Keengganan
bekerja dan berusaha,
·        
Kebodohan,
·        
Motivasi
rendah,
·        
Tidak
memiliki rencana jangka panjang,
·        
Budaya
kemiskinan, dan
Dampak
kemiskinan 
Buruknya generasi penerus
adalah dampak yang berbahaya akibat kemiskinan. Jika anak-anak putus sekolah
dan bekerja karena terpaksa, maka akan ada gangguan pada anak-anak itu sendiri
seperti gangguan pada perkembangan mental, fisik dan cara berfikir mereka.
Contohnya adalah anak-anak jalanan yang tak mempunyai tempat tinggal, tidur
dijalan, tidak sekolah, mengamen untuk mencari makan, dll . 
Dampak kemiskinan pada generasi penerus merupakan
dampak yang panjang dan buruk karena anak-anak seharusnya mendapatkan hak
mereka untuk bahagia, mendapat pendidikan, mendapat nutrisi baik dan lain
sebagainya. Ini dapat menyebabkan mereka terjebak dalam kesulitan hingga dewasa
dan berdampak pada generasi penerusnya.
Dampak kemiskinan antara lain :
1.    Pengangguran 
Pengangguran merupakan dampak
kemiskinan, berhubung pendidikan dan keterampilan merupakan hal yang sulit
diraih masyarakat, maka masyarakat sulit untuk berkembang dan mencari
pekerjaan  yang layak untuk memenuhi kebutuhan. Seorang pengangguran yang
tak dapat memberikan makan kepada anaknya akan menjadi dampak yang buruk bagi
masa depan .
2.    Kriminalitas 
Kriminalitas merupakan dampak
kemiskinan. Kesulitan mencari nafkah mengakibatkan orang lupa diri sehingga
mencari jalan cepat tanpa memedulikan halal atau haramnya uang sebagai alat
tukar guna memenuhi kebutuhan. Misalnya saja perampokan, penodongan, pencurian,
penipuan, pembegalan.
3.    Putusnya sekolah 
Kesempatan pendidikan merupakan
dampak kemiskinan. Mahalnya biaya pendidikan menyebabkan rakyat miskin putus
sekolah karena tak lagi mampu membiayai sekolah. 
4.    Kesehatan 
Kesehatan sulit didapatk karena
kurangnya pemenuhan gizi sehari-hari akibat kemiskinan membuat rakyat miskin
sulit menjaga kesehatannya. Belum lagi biaya pengobatan yang mahal di klinik
atau rumah sakit yang tidak dapat dijangkau masyarakat miskin. Ini menyebabkan
gizi buruk atau banyaknya penyakit yang menyebar.
Kebijakan Anti Kemiskinan        
Kebijakan anti kemiskinan dan
distribusi pendapatan muncul sebagai salah satu kebijakan yang sangat penting
dari lembaga-lembaga dunia.
Tahun 1990, Bank Dunia lewat laporannya World
Developent Report on Proverty mendeklarasikan bahwa suatu peperangan yang
berhasil melawan kemiskinan perlu dilakukan secara serentak pada tiga front :
1.   
Pertumbuhan
ekonomi yang luas dan padat karya yang menciptakan kesempatan kerja
danpendapatan bagi kelompok miskin,
2.   
Pengembangan
SDM (pendidikan, kesehatan, dan gizi), yang memberi mereka kemampuan yang lebih
baik untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang diciptakan oleh pertumbuhan
ekonomi,
3.   
Membuat
suatu jaringan pengaman sosial untuk mereka yang diantara penduduk miskin yang
sama sekali tidak mamu untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan dari pertumbuhan
ekonomi dan perkembangan SDM akibat ketidakmampuan fisik dan mental, bencana
alam, konflik sosial, dan terisolasi secara fisik.
Cara Mengatasi Kemiskinan
1.   
Bantuan kemiskinan atau
membantu secara langsung kepada orang miskin.
2.   
Bantuan terhadap keadaan
individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk mengubah situasi orang
miskin berdasarkan perorangan termasuk hukuman,pendidikan,kerja
sosial,pencarian krja,dan lain-lain.
3.   
Persiapan bagi yang lemah. Banyak
negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai
orang yang lebih miskin, seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan ,
atau keadaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan
kesehatan.
Rendahnya
beberapa faktor di atas menyebabkan rendahnya aktivitas ekonomi yang dapat
dilakukan oleh masyarakat. Dengan rendahnya aktivitas ekonomi yang dapat
dilakukan berakibat pada rendahnya produktivitas dan pendapatan yang diterima
yang pada gilirannya pendapatan tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan fisik
minimum yang menyebabkan terjadinya proses kemiskinan.
Upaya Pemerintah mengatasi masalah kemiskinan
Dalam
program pembangunannya, pemerintah menjadikan kemiskinan sebagai salah satu
fokus utamanya. Program umum pemerintah sendiri adalah program pembangunan yang
berfokus pada pengentasan kemiskinan, peningkatan pertumbuhan ekonomi dan
perluasan lapangan kerja.
Kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk
mengatasi kemiskinan:
1.    Kebijaksanaan tidak langsung
Kebijaksanaan tidak langsung diarahkan pada
penciptaan kondisi yang menjamin kelangsungan setiap upaya penanggulangan
kemiskinan. Kondisi yang dimaksudkan antara lain adalah suasana sosial politik
yang tentram, ekonomi yang stabil dan budaya yang berkembang.
2.    Kebijaksanaan langsung
Kebijaksanaan langsung diarahkan kepada
peningkatan peran serta dan produktifitas sumber daya manusia ,khususnya
golongan masyarakat berpendapatan rendah. Melalui penyediaan kebutuhan dasar
seperti sandang,pangan dan papan, kesehatan dan pendidikan, serta pengembangan
kegiaatan sosial ekonomi yang berkelanjutan untuk mendorong kemandirian
golongan masyarakat yang berpendapatan rendah.
Langkah Pemerintah
Mengatasi Masalah Kemiskinan 
Pemerintah perlu membuat ketegasan dan
kebijakan menyelesaikan masalah kemiskinan ini. Beberapa langkah yang bisa
dilakukan diantaranya adalah :
1.   
Menciptakan
lapangan kerja 
Lapangan
Kerja yang mampu menyerap banyak tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran.
Karena pengangguran adalah salah satu sumber penyebab kemiskinan terbesar di
indonesia.
2.   
Menghapuskan
korupsi. 
Sebab
korupsi adalah salah satu penyebab layanan masyarakat tidak berjalan
sebagaimana mestinya. Hal inilah yang kemudian menjadikan masyarakat tidak bisa
menikmati hak mereka sebagai warga negara sebagaimana mestinya.
3.   
Menggalakkan
program zakat. 
Di
indonesia, islam adalah agama mayoritas. Dan dalam islam ajaran zakat
diperkenalkan sebagai media untuk menumbuhkan pemerataan kesejahteraan di
antara masyarakat dan mengurangi kesenjangan kaya-miskin. Potensi zakat di
indonesia, ditengarai mencapai angka 1 triliun setiap tahunnya. Dan jika bisa
dikelola dengan baik akan menjadi potensi besar bagi terciptanya kesejahteraan
masyarakat.
4.   
Menjaga
stabilitas harga bahan kebutuhan pokok. 
Program
ini bertujuan menjamin daya beli masyarakat miskin/keluarga miskin untuk memenuhi
kebutuhan pokok, terutama beras . 
5.   
Meningkatkan
akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar. 
Program
ini bertujuan untuk meningkatkan akses penduduk miskin memenuhi kebutuhan
pendidikan, kesehatan, dan prasarana dasar. 
6.   
Menyempurnakan
dan memperluas cakupan program pembangunan berbasis masyarakat. 
Program
ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi dan optimalisasi pemberdayaan
masyarakat di kawasan perdesaan dan perkotaan serta memperkuat penyediaan
dukungan pengembangan kesempatan berusaha bagi penduduk miskin.  
Kesimpulan
Masalah
kemiskinan di Indonesia memang sangat rumit untuk dipecahkan. Dan tidak hanya
di Indonesia saja sebenarnya yang mengalami jerat kemiskinan, tetapi banyak
negara di dunia yang mengalami permasalahan ini.
Upaya
penurunan tingkat kemiskinan sangat bergantung pada pelaksanaan dan pencapaian
pembangunan di berbagai bidang. Oleh karena itu, agar pengurangan angka
kemiskinan dapat tercapai,dibutuhkan sinergi dan koordinasi program-program
pembangunan di berbagai sektor,terutama program yang menyumbang langsung
penurunan kemiskinan.
Negara
yang ingin membangun perekonomiannya harus mampu
meningkatkan standar hidup penduduk negaranya, yang diukur
dengan kenaikan penghasilan riil per kapita. Indonesia sebagai negara
berkembang memenuhi aspek standar kemiskinan diantaranya merupakan produsen
barang primer,memiliki masalah tekanan penduduk,kurang optimalnya sumber daya
alam yang diolah,produktivitas penduduk yang rendah  karena
keterbelakangan pendidikan,kurangnya modal pembangunan,dan orientasi ekspor
barang primer karena ketidakmampuan dalam mengolah barang-barang tersebut
menjadi lebih berguna.
Saran
Dalam
menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha yang lebih
kreatif,inovatif dan eksploratif. Selain itu,globalisasi membuka mata bagi
Pegawai pemerintah,maupun calon pegawai pemerintah agar berani mengambil sikap
yang lebih tegas sesuai dengan visi dan misi bangsa Indonesia ( tidak
memperkaya diri sendiri dan kelompoknya). 
Pemerintah sebaiknya
menjalankan program terpadu secara serius dan bertanggung jawab agar dapat
segera mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia. Sebagai warga negara
Indonesia yang baik, mari kita dukung semua program pemerintah dengan
sungguh-sungguh demi masa depan bangsa dan negara Indonesia terbebas dari
kemiskinan. Mari kita tingkatkan kepedulian dan kepekaan sosial untuk membantu
saudara kita yang masih mengalami kemiskinan.dan
meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan,wawasan,skill,mentalitas dan
moralitas yang standarnya adalah standar global.
Anggota :
* Irma Yantika A         (
23216591 )
* Muhammad Dimas  (
24216774 )
* Puspita Febriyanti    ( 25216818 )
SUMBER :
